Senin, 06 April 2009

Lahan Pertanian yang Semaikn Hilang

Pembangunan wilayah perumahan bertingkat atau yag lebih kita kenal dengan apartement, semakin membuat wilayah pertanian semakin sempit. Bukannya hanya dijadikan tempat tinggal bertingkat, tapi juga dijadikan sebuah tempat penginapan (hotel). Memang hal itu sangat baik dengan meningkatkan terus nilai akademi pariwisata yang ada di Indonesia, namun bagi turis itu merupakan hal yang sudah biasa. Fasilitas hotel mewah dengan kamar tidur yang nyaman, fasilitas yang lengkap sangatlah sudah biasa bagi mereka warga barat. Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan untuk menikmati hal-hal yang jarang mereka nikmati di negara mereka, contohnya dengan pemandangan lahan sawah yang luas. Namun apa yang terjadi sekarang? semuanya telah hilang dengan bangunan-bangunan mewah yang bertingkat ditambah lagi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Apakah para petani menangis? siapa yang paling diuntungkan? petani? pengusaha? atau konsumen?Mana yang lebih baik, pembangunan yang merusak sumber daya alam yang berpotensi? atau pemanfaatan wilayah yang rusak?

Sawah merupakan salah satu contoh sumber daya alam yang sangat potensial bagi kehidupan masyarakat. Selain meningkatkan kesejahteraan rakyat sendiri dan kesejahteraan negara dalam bidang ekonomi, selain menjadi lahan untuk menghasilkan suatu barang, sawah juga menjadi tempat untuk penampung air hujan. Semakin banyak pembangunan, maka semakin banyak juga wilayah resapan air yang hilang. Pembangunan itu memang sangat bernilai positif tetapi jika merusak wilayah pertanian apa baik? kasihan semua masyarakat tani, yang hanya bisa gigit jari karena lahan uang bagi mereka dijadikan lahan kenikmatan bagi para penguasa. Apa yang dipikirkan oleh para petani Indonesia? apa karena sudah maraknya import beras yang dilakukan pemerintah sehingga mereka memutuskan untuk menjual sawah mereka?atau karena maraknya resesi global yang terjadi saat ini? mungkin banyak yang tidak berfikir tentang pamanfaatan lahan produktifitas yang ada di Indonesia. Sangat disayangkan, pemerintah hanya memikirkan kehidupan perekonomian yang menggiurkan. Memang baik ketika tingkat panorama Indonesia ditingkatkan namun sangat disayangkan jika harus menghilangkan keindahan budaya asal yang sudah ditanamkana sejak dulu.

Seruan in harus didengar. Karena para penerus bangsalah yang wajib mngembalikan kenikmatan sumber daya yang sudah kita nikmati sejak dahulu kala. sawah memiliki nilai produktivitas yang tinggi dibandingkan perumahan, hotel ataupun apartement. siapa yang harus melestarikan itu semua? bukan hanya masyarakat tani yang wajib memelihara sawah tetapi kita semua. Para petani hanya menjadi bagian penting dalam pengembangan pertanian, untuk itu perlu kesadaran bagi para pengusaha yang selalu memeborong dan membangun wilayah-wilayah yang belum mereka ketahui memiliki fungsi. Para petani juga harus bangkit mempertahankan wilayah yang mereka perjuangkan sejak dulu yang sudah menjadi lahan keringat mereka.

Pembangunan sesungguhnya belum tentu berguna bagi masyarakat hanya membuang-buang uang dan hanya membuat wilayah Indonesia semakin sempit. Untuk itu marilah kita jaga semua wilayah yang sudah memiliki fungsi masing-masing. Jika ingin membangun sesuatu alangkah baiknya kita mencari tahu terlebih dahulu latar belakang lahan yang akan kita bangun dengan melihat kondisi tanahnya, potensi tanah, dan jenis tanahnya seperti sawah sendiri. Jangan ingin meraih keuntungan semata karena lahan sawah yang sudah diabaikan bisa memberikan nilai ekonomi dan nilai keselamatan manusia yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar